Assalamu'alaikum..
Saat kita ingin melamar pekerjaan di sebuah instansi, namun diminta untuk test kesehatan (Medical Check Up) dan test narkoba dari Rumah Sakit Umum (RSU), maka segeralah melakukan test tersebut.
Terkadang terbayangkan oleh kita lamanya test dan repotnya proses test yang akan kita jalani. Nyatanya tidak selama dan serepot yang kita bayangkan. Untuk yang masih bekerja bisa ijin setengah hari atau bahkan bisa ijin telat datang agak siang aja kok ^^
Saya baru saja melakukan Medical Check Up (MCU) di RSUD Kabupaten Tangerang. Biaya yang dikenakan sebesar Rp. 30.000 untuk biaya test kesehatan (paket A1), Rp. 130.000 untuk test narkoba (test urine) dan Rp. 20.000 untuk surat keterangan bebas narkoba.
Langkah awal adalah persiapkan fotocopy KTP sebanyak 2 lembar. Fotocopy KTP diberikan pada saat kita mendaftar. Hal ini penting, karena akan repot jika kita harus mencari tempat fotocopyan lagi. Jadi persiapkan fotocopy KTP-nya, periksa sebelum berangkat dan jangan sampai ketinggalan.
Setelah itu kita akan diberikan form dan diperintahkan untuk membayar di kasir biaya yang telah saya sebutkan tadi. Dari kasir, kita diberikan form dan diperintahkan langsung menuju ke Lab untuk pemeriksaan narkoba. Segera berikan form tersebut pada petugas agar dapat ikut mengantri.
Nama kita akan dipanggil dan diberikan tempat untuk menaruh urine kita. Hasilnya cepat, sekitar 20 menit (mungkin saat itu sedikit yang mengantri). Dilanjutkan untuk kembali ke gedung MCU untuk test kesehatan. Di gedung MCU sudah standby dokter yang akan memeriksa denyut nadi, detak jantung dan tensi kita.
Hanya itu saja? Iya hanya itu saja test kesehatan yang dijalani untuk paket A1. Jadi test kesehatan tergantung paket apa yang akan kita ambil.
Selesai diperiksa tensi darah, denyut nadi dan detak jantung maka selesai pula serangkaian proses MCU. Kurang lebih hanya 1 jam saja. Saran saya kalau mau lebih cepat maka datanglah pada saat pembukaan pendaftaran, yaitu jam 08.00. Pelayanan MCU di RSUD rata-rata dari jam 08.00 sampai jam 12.00. Dan pendaftaran akan ditutup jam 11.00.
Semoga bermanfaat untuk postingan kali ini..
Wassalamu'alaikum..
‘Jika dapat aku ketahui apa yang akan terjadi padaku kelak, sudah pasti aku akan menjauhkan diriku dari hal-hal yang membuatku terluka.
Namun jika hal itu kulakukan maka tidak akan ada bahagia yang akan kurasakan, tidak akan ada kenangan indah
dan aku tidak akan pernah belajar menjadi perempuan yang lebih sabar dan lebih tegar seperti saat ini.’
-martinayosevina-
Jumat, 26 Februari 2016
Persyaratan Pembuatan SKCK (Februari 2016)
Assalamu'alaikum..
Mungkin masih banyak yang belum tau apa-apa saja persyaratan dalam pembuatan SKCK.
Kebetulan belum lama ini saya baru saja mengurus pembuatan SKCK.
Ini dia persyaratannya:
1. Fotocopy KTP
2. Fotocopy Kartu Keluarga (KK)
3. Pas Foto 4x6 sebanyak 3 lembar & 2x3 sebanyak 1 lembar (Background warna merah)
4. Fotocopy Akte kelahiran/ Akte kenal lahir/ Ijazah
Proses yang pertama kali adalah kita memberikan berkas yang telah dilengkapi kepada petugas yang mengurus SKCK. Setelah itu petugas akan menyuruh kita test sidik jari di tempat yang telah disediakan di Polsek.
Bagi yang sudah pernah membuat SKCK, SKCK yang lama jangan dibuang gitu aja.. bisa dibawa untuk dikasih ke petugasnya. Karena di SKCK tersebut sudah ada rumusan sidik jari kita. Jadi kita tidak perlu melakukan test sidik jari lagi (mengurangi waktu antrian, jadi bisa lebih cepat.. hehehee).
Oia untuk masa aktif SKCK hanya 6 bulan, kalau sudah lewat ya sudah tidak berlaku. Jam pelayanan pembuatan SKCK jam 08.00 sampai dengan jam 14.00.
Setelah semua persyaratan sudah lengkap (termasuk rumusan sidik jari), segera kasih ke petugasnya. Kita akan diminta uang admin sebesar Rp. 25.000, Setelah itu kita akan segera diberikan kertas sebesar kertas folio yang berisi data-data yang harus kita lengkapi. Selesai melengkapi data-data, kertas tersebut langsung diberikan ke petugas.
Selanjutnya kita tinggal menunggu. Cepat atau lamanya tergantung banyak atau tidaknya antrian saat kita datang. Kalau SKCK sudah jadi akan dipanggil oleh petugas.
Eits, jangan langsung pulang ya.. Kalau yang ingin melamar pekerjaan di beberapa tempat atau membutuhkan SKCK untuk beberapa keperluan, segera cari tempat fotocopyan terdekat. Fotocopy-nya dilebihkan sedikit dari jumlah yang dibutuhkan, biar tidak bolak-balik ke Polsek lagi. Kalau fotocopy SKCK sudah ditangan, maka segera balik lagi ke Polsek untuk meminta legalisir.
Oia, mungkin banyak yang sudah tahu dan banyak juga yang belum tahu mengenai surat pengantar dari kelurahan. Saat ini, surat pengantar dari kelurahan untuk pembuatan SKCK sudah tidak dibutuhkan (saya membuat SKCK di Polses Bekasi Timur).
Kata petugasnya Akte kelahiran/ Akte kenal lahir atau Ijazah fungsinya sudah sama dengan surat pengantar dari kelurahan. Lumayan lagi kan.. mengurangi pengeluaran. Karena tidak dipungkiri ketika kita membuat surat pengantar ke kelurahan dikenakan biaya oleh pegawai kelurahan. Iya kan? Saya sih dikenakan Rp. 10.000 (bisa buat beli ketoprak sepiring.. hohohoo).
Yang terakhir.. seinget saya untuk pembuatan SKCK untuk PNS pembuatannya bukan di Polsek melainkan di Polres (untuk daerah Bekasi, tempatnya berada di Bulan-bulan dekat dengan Pengadilan Negeri dan RSUD Bekasi). Jadi yang di polsek hanya menerima pembuatan SKCK untuk melamar pekerjaan biasa saja. Itu seinget saya ya,, hehhee.. coba di konfirmasi lagi aja, jangan sampai jadi bolak balik karena kurangnya informasi yang diperoleh.
Semoga postingan saya bisa memberikan informasi bagi yang membutuhkan ^^
Wassalamu'alaikum..
Mungkin masih banyak yang belum tau apa-apa saja persyaratan dalam pembuatan SKCK.
Kebetulan belum lama ini saya baru saja mengurus pembuatan SKCK.
Ini dia persyaratannya:
1. Fotocopy KTP
2. Fotocopy Kartu Keluarga (KK)
3. Pas Foto 4x6 sebanyak 3 lembar & 2x3 sebanyak 1 lembar (Background warna merah)
4. Fotocopy Akte kelahiran/ Akte kenal lahir/ Ijazah
Proses yang pertama kali adalah kita memberikan berkas yang telah dilengkapi kepada petugas yang mengurus SKCK. Setelah itu petugas akan menyuruh kita test sidik jari di tempat yang telah disediakan di Polsek.
Bagi yang sudah pernah membuat SKCK, SKCK yang lama jangan dibuang gitu aja.. bisa dibawa untuk dikasih ke petugasnya. Karena di SKCK tersebut sudah ada rumusan sidik jari kita. Jadi kita tidak perlu melakukan test sidik jari lagi (mengurangi waktu antrian, jadi bisa lebih cepat.. hehehee).
Oia untuk masa aktif SKCK hanya 6 bulan, kalau sudah lewat ya sudah tidak berlaku. Jam pelayanan pembuatan SKCK jam 08.00 sampai dengan jam 14.00.
Setelah semua persyaratan sudah lengkap (termasuk rumusan sidik jari), segera kasih ke petugasnya. Kita akan diminta uang admin sebesar Rp. 25.000, Setelah itu kita akan segera diberikan kertas sebesar kertas folio yang berisi data-data yang harus kita lengkapi. Selesai melengkapi data-data, kertas tersebut langsung diberikan ke petugas.
Selanjutnya kita tinggal menunggu. Cepat atau lamanya tergantung banyak atau tidaknya antrian saat kita datang. Kalau SKCK sudah jadi akan dipanggil oleh petugas.
Eits, jangan langsung pulang ya.. Kalau yang ingin melamar pekerjaan di beberapa tempat atau membutuhkan SKCK untuk beberapa keperluan, segera cari tempat fotocopyan terdekat. Fotocopy-nya dilebihkan sedikit dari jumlah yang dibutuhkan, biar tidak bolak-balik ke Polsek lagi. Kalau fotocopy SKCK sudah ditangan, maka segera balik lagi ke Polsek untuk meminta legalisir.
Oia, mungkin banyak yang sudah tahu dan banyak juga yang belum tahu mengenai surat pengantar dari kelurahan. Saat ini, surat pengantar dari kelurahan untuk pembuatan SKCK sudah tidak dibutuhkan (saya membuat SKCK di Polses Bekasi Timur).
Kata petugasnya Akte kelahiran/ Akte kenal lahir atau Ijazah fungsinya sudah sama dengan surat pengantar dari kelurahan. Lumayan lagi kan.. mengurangi pengeluaran. Karena tidak dipungkiri ketika kita membuat surat pengantar ke kelurahan dikenakan biaya oleh pegawai kelurahan. Iya kan? Saya sih dikenakan Rp. 10.000 (bisa buat beli ketoprak sepiring.. hohohoo).
Yang terakhir.. seinget saya untuk pembuatan SKCK untuk PNS pembuatannya bukan di Polsek melainkan di Polres (untuk daerah Bekasi, tempatnya berada di Bulan-bulan dekat dengan Pengadilan Negeri dan RSUD Bekasi). Jadi yang di polsek hanya menerima pembuatan SKCK untuk melamar pekerjaan biasa saja. Itu seinget saya ya,, hehhee.. coba di konfirmasi lagi aja, jangan sampai jadi bolak balik karena kurangnya informasi yang diperoleh.
Semoga postingan saya bisa memberikan informasi bagi yang membutuhkan ^^
Wassalamu'alaikum..
Jumat, 19 Februari 2016
Purwokerto - Wonosobo (Dieng)
Assalamu'alaikum..
Berawal dari keisengan saya mencari tiket ekonomi dan keinginan ke Dieng yang sudah terpendam sejak lama, akhirnya 3 bulan yang lalu saya meng-issued tiket kereta ekonomi pulang pergi ke purwokerto.
Untuk tiket berangkat saya membeli tiket kereta api Kutojaya dengan harga Rp. 80,000, sedangkan pulangnya sudah penuh untuk kereta api yang sama, akhirnya saya membeli tiket kereta api Serayu Malam dengan harga Rp. 70,000.
Karena harganya lebih murah, sudah pasti timbul pertanyaan di hati saya "fasilitas apa yang berbeda dengan kereta api Kutojaya?"
Ternyata fasilitasnya sama persis, hanya saja jam perjalanannya jauh lebih lama. Untuk kereta api Kutojaya hanya memakan waktu kurang lebih 5 jam 20 menit sedangkan untuk kereta api Serayu Malam memakan waktu 12 jam (bahkan ada keterlambatan selama setengah jam ketika sampai di stasiun senen).
Noted: Usahakan berangkat dan pulang dengan kereta yang perjalanannya lebih singkat, jadi bisa cepat sampai dan sisa waktu yang ada bisa untuk istirahat ^^
Sesampainya di stasiun purwokerto saya dan yang lainnya menunggu driver dan mobil sewaan menjemput kami. Tetapi semua tidak sesuai dengan apa yang sudah direncanakan.
Saya sudah memberitahu driver sejak saya membeli tiket kereta api (kurang lebih sejak 3 bulan yang lalu) bahkan ketika saya dan driver berkomunikasi pun selalu saya ingatkan jam kedatangan.
Mungkin ini yang dinamakan 'apes'. Driver datang jam 12.15, itu artinya saya menunggu sekitar selama 1,5 jam di stasiun. Kebayang dong gimana betenya saya dan yang lainnya pada saat itu.
Noted: Usahakan menyewa mobil dan driver yang profesional, jadi kita tidak akan dibiarkan lama menunggu dengan alasan yang klasik yaitu macet. Padahal selama perjalanan purwokerto - wonosobo dan wonosobo - purwokerto, saya sama sekali tidak mengalami kemacetan.
Sesuai dengan rencana, maka rute pertama menuju Baturaden. Tetapi sebelum menuju ke Baturaden, driver menyarankan untuk mampir ke alun-alun Purwokerto. Mampir sebentar disana untuk mengabadikan foto (sebagai bukti saya pernah Purwokerto, hehehee). Di alun-alun purwokerto terdapat air mancur yang cukup indah.. di malam hari akan nampak lebih indah karena lampu warna warni yang menghiasi air mancur tersebut.
Lanjut ke Baturaden yang hanya menempuh jarak sekitar 15 menit. Tiket masuk per orang dikenakan sebesar Rp. 14,000.
Noted: Agar bisa berlama-lama mengexplore keindahan Baturaden, saya sarankan untuk datang tidak terlalu sore. Karena jika matahari sudah bersembunyi, pemandangan tidak bisa dinikmati.
Jam 4 sore perjalanan dimulai menuju ke Wonosobo, melewati kota Purbalingga dan Banjarnegara.
Dengan menempuh waktu 4 jam, akhirnya sampailah saya di kota Wonosobo. Dinginnya udara disana tidak menyurutkan semangat saya dan yang lainnya untuk berburu kuliner, terutama mie ongklok khas Wonosobo.
Mie ongklok yang saya makan di bandrol Rp. 12,000. Saya rasa ini harga yang tidak seharusnya, karena nasi goreng dibandrol Rp. 15,000 sedangkan di pertigaan jalan ada tukang nasi goreng hanya dengan harga Rp. 12,000. Nasi goreng khas wonosobo dilengkapi sayuran, terutama kol.
Dan ketika saya mencoba kafe di losmen yang saya sewa, harga nasi goreng hanya dikenakan Rp. 10,000 saja. Kalau untuk rasa, menurut saya sih lebih enak nasi goreng di kafe losmen.
Noted: Jangan membeli makanan hanya karena lapar mata, dan usahakan mencari tempat yang ramai pengunjungnya.. memungkinkan makanan yang dijual memiliki rasa yang enak.
Saya menyewa losmen 'Bu Djono' yang pasti sudah tidak asing di telinga para backpaker. Losmen ini terkenal dengan harganya yang murah. Untuk kamar mandi luar dikenakan Rp. 75,000 sedangkan untuk kamar mandi dalam dikenakan Rp. 125,000.
Untuk DP, pak Kelik hanya mengenakan Rp. 100.000 saja.
Fasilitas yang ditawarkan yaitu 1 tempat tidur ukuran queen, 1 selimut, 2 bantal dan terdapat water heater di kamar mandi (Kamar yang saya dapatkan di lantai 3).
Kalau menurut saya untuk harga Rp. 75,000, fasilitas yang saya dapatkan sudah cukup oke.
Terdapat kafe di lantai dasar losmen, harga yang ditawarkan pun terjangkau dengan kantong para backpaker.
Namun pada hari terakhir saya menginap, water heater rusak.. yang menyebabkan saya mandi air dingin pada 3/4 bagian akhir.. karena awal-awal water heater masih bisa digunakan.
Pelayanan disana memuaskan. Terutama pada saat water heater mati, saya meminta salah seorang pelayan merebuskan air panas dan dilayani tanpa keterpaksaan.
Air panas untuk minum tidak dibandrol, malahan ditawarin sama pelayannya. Jadi yang mau hemat ga beli kopi di warung luar, bisa bawa kopi sachet terus seduh sendiri deh.. tapi jangan banyak-banyak ya.. sekali-kali boleh lah beli di kafenya, hehehee
Noted: Sewa lah losmen dari jauh-jauh hari, agar masih bisa memilih kamar yang memiliki kamar mandi di dalam atau kamar mandi diluar (biasanya yang cepat habis yang kamar mandi dalam). Apalagi kalau kita mau menginap di high season, usahakan dari 2 atau bahkan 3 bulan sebelumnya.
Hari kedua di wonosobo dimulai dengan perjalanan ke bukit sikunir.
Kalau ada yang tanya mau ngapain ke bukit sikunir, jawabannya adalah untuk mengejar sunrise. Disana terkenal sekali dengan golden sunrise-nya. Hanya saja karena saya berlibur disaat musim hujan, maka gerimis menemani saya sampai ke puncak bukit. Sehingga matahari pun malu-malu untuk menampakkan dirinya.
Noted: Kalau besoknya mau ke bukit sikunir, jangan begadang di malam harinya. Karena perjalanan ke bukit sikunir cukup padat merayap, usahakan maksimal jam 3 sudah jalan (ini kalau posisi menginap di losmen Bu Djono). Dan kalau kesana bersama rombongan, usahakan jangan berpencar.. atau boleh saja berpencar namun bikin schedule untuk bertemu dimana dan jam berapa, jadi tidak saling mencari.
Perincian Biaya:
Kereta ekonomi Kutoarjo Utara = Rp. 80.000
Kereta ekonomi Serayu Malam = Rp. 70.000
Penginapan per malam = Rp. 75.000
Tiket Baturaden = Rp. 14.000
Tiket Candi Arjuna + Kawah Sikidang = Rp. 15.000
Tiket Telaga Warna = Rp. 7.500 (Weekend)
Bukit Sikunir = Rp. 10.000
CP Losmen Bu Djono:
Pak Kelik (085226645669)
Berawal dari keisengan saya mencari tiket ekonomi dan keinginan ke Dieng yang sudah terpendam sejak lama, akhirnya 3 bulan yang lalu saya meng-issued tiket kereta ekonomi pulang pergi ke purwokerto.
Untuk tiket berangkat saya membeli tiket kereta api Kutojaya dengan harga Rp. 80,000, sedangkan pulangnya sudah penuh untuk kereta api yang sama, akhirnya saya membeli tiket kereta api Serayu Malam dengan harga Rp. 70,000.
Karena harganya lebih murah, sudah pasti timbul pertanyaan di hati saya "fasilitas apa yang berbeda dengan kereta api Kutojaya?"
Ternyata fasilitasnya sama persis, hanya saja jam perjalanannya jauh lebih lama. Untuk kereta api Kutojaya hanya memakan waktu kurang lebih 5 jam 20 menit sedangkan untuk kereta api Serayu Malam memakan waktu 12 jam (bahkan ada keterlambatan selama setengah jam ketika sampai di stasiun senen).
Noted: Usahakan berangkat dan pulang dengan kereta yang perjalanannya lebih singkat, jadi bisa cepat sampai dan sisa waktu yang ada bisa untuk istirahat ^^
Sesampainya di stasiun purwokerto saya dan yang lainnya menunggu driver dan mobil sewaan menjemput kami. Tetapi semua tidak sesuai dengan apa yang sudah direncanakan.
Saya sudah memberitahu driver sejak saya membeli tiket kereta api (kurang lebih sejak 3 bulan yang lalu) bahkan ketika saya dan driver berkomunikasi pun selalu saya ingatkan jam kedatangan.
Mungkin ini yang dinamakan 'apes'. Driver datang jam 12.15, itu artinya saya menunggu sekitar selama 1,5 jam di stasiun. Kebayang dong gimana betenya saya dan yang lainnya pada saat itu.
Noted: Usahakan menyewa mobil dan driver yang profesional, jadi kita tidak akan dibiarkan lama menunggu dengan alasan yang klasik yaitu macet. Padahal selama perjalanan purwokerto - wonosobo dan wonosobo - purwokerto, saya sama sekali tidak mengalami kemacetan.
Sesuai dengan rencana, maka rute pertama menuju Baturaden. Tetapi sebelum menuju ke Baturaden, driver menyarankan untuk mampir ke alun-alun Purwokerto. Mampir sebentar disana untuk mengabadikan foto (sebagai bukti saya pernah Purwokerto, hehehee). Di alun-alun purwokerto terdapat air mancur yang cukup indah.. di malam hari akan nampak lebih indah karena lampu warna warni yang menghiasi air mancur tersebut.
Lanjut ke Baturaden yang hanya menempuh jarak sekitar 15 menit. Tiket masuk per orang dikenakan sebesar Rp. 14,000.
Noted: Agar bisa berlama-lama mengexplore keindahan Baturaden, saya sarankan untuk datang tidak terlalu sore. Karena jika matahari sudah bersembunyi, pemandangan tidak bisa dinikmati.
Jam 4 sore perjalanan dimulai menuju ke Wonosobo, melewati kota Purbalingga dan Banjarnegara.
Dengan menempuh waktu 4 jam, akhirnya sampailah saya di kota Wonosobo. Dinginnya udara disana tidak menyurutkan semangat saya dan yang lainnya untuk berburu kuliner, terutama mie ongklok khas Wonosobo.
Mie ongklok yang saya makan di bandrol Rp. 12,000. Saya rasa ini harga yang tidak seharusnya, karena nasi goreng dibandrol Rp. 15,000 sedangkan di pertigaan jalan ada tukang nasi goreng hanya dengan harga Rp. 12,000. Nasi goreng khas wonosobo dilengkapi sayuran, terutama kol.
Dan ketika saya mencoba kafe di losmen yang saya sewa, harga nasi goreng hanya dikenakan Rp. 10,000 saja. Kalau untuk rasa, menurut saya sih lebih enak nasi goreng di kafe losmen.
Noted: Jangan membeli makanan hanya karena lapar mata, dan usahakan mencari tempat yang ramai pengunjungnya.. memungkinkan makanan yang dijual memiliki rasa yang enak.
Ini penampakan nasi goreng di pertigaan dekat losmen Bu Djono
Dan yang ini adalah penampakan nasi goreng di kafe losmen Bu Djono
Daftar menu kafe di losmen Bu Djono
Untuk DP, pak Kelik hanya mengenakan Rp. 100.000 saja.
Fasilitas yang ditawarkan yaitu 1 tempat tidur ukuran queen, 1 selimut, 2 bantal dan terdapat water heater di kamar mandi (Kamar yang saya dapatkan di lantai 3).
Kalau menurut saya untuk harga Rp. 75,000, fasilitas yang saya dapatkan sudah cukup oke.
Terdapat kafe di lantai dasar losmen, harga yang ditawarkan pun terjangkau dengan kantong para backpaker.
Namun pada hari terakhir saya menginap, water heater rusak.. yang menyebabkan saya mandi air dingin pada 3/4 bagian akhir.. karena awal-awal water heater masih bisa digunakan.
Pelayanan disana memuaskan. Terutama pada saat water heater mati, saya meminta salah seorang pelayan merebuskan air panas dan dilayani tanpa keterpaksaan.
Air panas untuk minum tidak dibandrol, malahan ditawarin sama pelayannya. Jadi yang mau hemat ga beli kopi di warung luar, bisa bawa kopi sachet terus seduh sendiri deh.. tapi jangan banyak-banyak ya.. sekali-kali boleh lah beli di kafenya, hehehee
Noted: Sewa lah losmen dari jauh-jauh hari, agar masih bisa memilih kamar yang memiliki kamar mandi di dalam atau kamar mandi diluar (biasanya yang cepat habis yang kamar mandi dalam). Apalagi kalau kita mau menginap di high season, usahakan dari 2 atau bahkan 3 bulan sebelumnya.
Ini lho yang namanya Candi Arjuna ^^
Emang juara deh pemandangan di Dieng.. salah satunya pemandangan di Candi Arjuna..
Hari kedua di wonosobo dimulai dengan perjalanan ke bukit sikunir.
Kalau ada yang tanya mau ngapain ke bukit sikunir, jawabannya adalah untuk mengejar sunrise. Disana terkenal sekali dengan golden sunrise-nya. Hanya saja karena saya berlibur disaat musim hujan, maka gerimis menemani saya sampai ke puncak bukit. Sehingga matahari pun malu-malu untuk menampakkan dirinya.
Noted: Kalau besoknya mau ke bukit sikunir, jangan begadang di malam harinya. Karena perjalanan ke bukit sikunir cukup padat merayap, usahakan maksimal jam 3 sudah jalan (ini kalau posisi menginap di losmen Bu Djono). Dan kalau kesana bersama rombongan, usahakan jangan berpencar.. atau boleh saja berpencar namun bikin schedule untuk bertemu dimana dan jam berapa, jadi tidak saling mencari.
Pemandangan dibukit sikunir pada saat musim hujan saja sudah terlihat begitu indah..
Saya tidak bisa membayangkan pemandangan pada saat musim kemarau yang katanya jauh lebih indah dari pemandangan ini..
Berlatarkan sunrise dari balik gunung sindoro
Yang dibawah itu telaga cebong (Maklum yang ambil foto masih amatiran.. hehehe)..
terlihat disana ada lahan yang akan dibangun.. sepertinya akan semakin ramai dengan warung-warung baru..
Perjalanan pulang dari wonosobo agak tersendat sebentar dikarenakan adanya tanah longsor.
Macet di sekitar dataran tinggi Dieng masih terasa menyenangkan, karena dikanan dan kiri pemandangan indah disajikan untuk para pengguna jalan. Jadi jangan membayangkan macet seperti di Jakarta..
Tanah longsor membuat perjalanan pulang jadi lebih lama sekitar setengah sampai satu jam.
Sampai di purwokerto jam 15.30, dan driver mengajak kami makan Raja Soto Lama.
Sang driver mengatakan dari tempat kami makan menuju stasiun hanya sekitar 15 menit. Dan termyata ketika selesai makan jam 16.00 kami menuju stasiun, bukan 15 menit yang kami tempuh melainkan 30 menit.
Kebayang kan paniknya kita semua karena bertepatan dengan jam kereta berangkat.
Ini adalah kali pertama saya kejar-kejaran dengan keberangkatan kereta. Sampai-sampai ketika tiket saya di verifikasi oleh petugas sudah tidak di terima oleh mesin scan petugas, saya intip ternyata tiket saya sudah kadaluarsa. Mungkin karena saat itu bertepatan dengan jam keberangkatan kereta.
Petugas melihat kearah kami yang sudah memasang muka panik sambil memperhatikan kereta Serayu Malam terdapat dijalur berapa.
Finally saya dan rombongan langsung masuk tanpa scan tiket, kemudian langsung menuju jalur 2 sesuai info dari petugas. Dan kami pun langsung masuk ke gerbong yang bukan merupakan gerbong tiket, kami menuju gerbong setelah naik ke dalam kereta.
Bye purwokerto..
Noted: Meskipun driver mengatakan waktu yang dibutuhkan selama sekian jam, lebihkan sekitar 1 jam dari perkiraan. Perjalanan yang tergesa-gesa membuat driver membawa kendaraan menjadi tidak nyaman. Dan ketika kita sampai stasiun sudah dekat dengan jam keberangkatan kereta atau bertepatan dengan jam keberangkatan kereta, maka tidak perlu memusingkan gerbong tiket kita ada dimana. Utamakan untuk naik kereta terlebih dahulu. Baru nanti setelah naik, kita mencari gerbong sesuai tiket.
Kereta ekonomi Kutoarjo Utara = Rp. 80.000
Kereta ekonomi Serayu Malam = Rp. 70.000
Penginapan per malam = Rp. 75.000
Tiket Baturaden = Rp. 14.000
Tiket Candi Arjuna + Kawah Sikidang = Rp. 15.000
Tiket Telaga Warna = Rp. 7.500 (Weekend)
Bukit Sikunir = Rp. 10.000
CP Losmen Bu Djono:
Pak Kelik (085226645669)
Sekedar berbagi pengalaman.. semoga bisa memberikan tambahan informasi bagi yang ingin vacation ke Dieng, Wonosobo..
Waasalamu'alaikum..
Langganan:
Postingan (Atom)