Jika dapat aku ketahui apa yang akan terjadi padaku kelak, sudah pasti aku akan menjauhkan diriku dari hal-hal yang membuatku terluka.
Namun jika hal itu kulakukan maka tidak akan ada bahagia yang akan kurasakan, tidak akan ada kenangan indah
dan aku tidak akan pernah belajar menjadi perempuan yang lebih sabar dan lebih tegar seperti saat ini.’
-martinayosevina-

Selasa, 12 Juli 2016

Pelangi

Siang itu, kala sang hujan beristirahat dari aktivitasnya dan memberikan kesempatan kepada mentari untuk kembali menerangi bumi dengan sinarnya, aku lihat kamu hadir.
Hadir sesaat diantara kepergian hujan dan kedatangan mentari. Kamu hadir ditengah tetesan hujan dan sinar yang terpancar dari mentari.
Kamu memang berada menjadi yang ketiga antara hujan dan mentari, namun kamulah yang menyatukan keduanya hingga menjadi indah, menyatukan tetesan hujan dan sinar mentari menjadi warna warni yang membuat siapapun yang melihatnya akan terpana, menghadirkan senyum dan sering kali aku mendengar nyanyian tentangmu dari suara riang anak-anak kecil yang melihatmu, termasuk aku di waktu kecil.
Kamu mengajarkanku, kehadiranmu dapat membuat suasana menjadi berbeda, menjadi lebih indah. Dan saat kamu pergi, sebagian anak-anak masih bernyanyi seakan tak akan ingin kamu pergi. Karena yang mereka tahu, menyanyikan lagumu dapat menahan kamu sedikit lebih lama untuk tinggal di langit.
Tidak sedikit pula yang mengabadikan keberadaanmu dalam sebuah gambar, dan selalu mengingat kapan kemungkinan kamu hadir. Iya, seperti yang aku katakan tadi bahwa kamu hadir sebagai yang ketiga, namun bukan seperti kebanyakan yang memisahkan, kamu hadir menyatukan.
Belajar banyak darimu, kamu yang sangat indah, kamu yang selalu membekas dalam ingatanku.. Pelangi!!