Jika dapat aku ketahui apa yang akan terjadi padaku kelak, sudah pasti aku akan menjauhkan diriku dari hal-hal yang membuatku terluka.
Namun jika hal itu kulakukan maka tidak akan ada bahagia yang akan kurasakan, tidak akan ada kenangan indah
dan aku tidak akan pernah belajar menjadi perempuan yang lebih sabar dan lebih tegar seperti saat ini.’
-martinayosevina-

Kamis, 29 September 2016

Merbabu dan Yogyakarta



Assalamu'alaikum..

Kok judulnya Merbabu dan Yogyakarta? Bukannya kalau mau naik ke Merbabu bukan dari Yogyakarta?
Yup.. naik ke Merbabu memang ga lewat Yogyakarta. Namun ini pengalaman singkat saya di akhir july sampai awal agustus kemarin, dimulai dari Boyolali dan berakhir di Yogyakarta ^^
Lewat jalur darat dari Jakarta menuju Selo, Boyolali, kurang lebih sekitar 14 jam plus istirahat dan shalat.
Gunung dengan ketinggian 3.145m ini memiliki beberapa jalur untuk menuju puncak.


Diantaranya ada jalur selo, wekas, suwanting dan kopeng, hanya saja saya dan yang lainnya memilih untuk naik dan turun di jalur yang sama yaitu di jalur selo. Itu karena kendaraan yang kami gunakan di parkir disana plus banyak yang mengatakan selo merupakan jalur yang paling mudah ditempuh diantara jalur lainnya.

Pemandangan gunung di sekitar Merbabu sangat memanjakan mata, salah satunya ada Merapi.

Setelah selesai mendaki Merbabu, kami memutuskan untuk menjelajahi Yogyakarta. Dari Boyolali, kami menuju Yogyakarta dengan melewati Magelang. Perjalanan lancar sekitar 2 jam.

Esoknya, petualangan menjelajahi Yogyakarta pun dimulai.
Perjalanan kami yang pertama ke Taman Buah Mangunan. Dari tempat kami menginap kurang lebih sekitar 1,5 jam, dikarenakan kami banyak bertanya jalur menuju kesana. Jalanan menuju taman buah ini berkelok-kelok. Kalau yang terbiasa pusing naik kendaraan, ada baiknya minum antimo atau persiapkan kantong plastik.. hehehe.
Sesampainya disana, saya langsung mencari pohon buah-buahan apa yang ada disana. Namun sejauh mata memandang, tidak ada satupun buah-buahan disana. Jadi entah kenapa dinamakan taman buah mangunan..
Pemandangan yang disuguhkan sangat sangat supeeerr.. katanya sih begitulah pemandangan wisata di gunung kidul.. pemandangan yang sangat indah.
Tiket masuknya sangat murah, hanya Rp. 5.000 saja per orang.


Selanjutnya masih di sekitar tempat yang sama ada hutan pinus. Yup hutan pinus yang dimanfaatkan sebagai wisata. Sudah pasti pinus yang berada disana sudah menjulang tinggi. Ditambah lagi disediakannya tempat diatas pohon yang bisa melihat pemandangan sekitar dari atas.


Hutan pinus ini tidak dikenakan biaya. Ada kamar mandi yang super bersih dan mushola yang dibangun dari kayu. Karena awalnya kami berangkatnya cukup siang, maka tidak terasa hari pun sudah senja.



Malam harinya kami menghabiskan waktu di alun-alun kidul. Dulu saya pernah kesini dan mencoba untuk berjalan di antara dua pohon dengan mata yang ditutup kain hitam, hasilnya? Ga cukup sekali untuk bisa melewati jalan tengah-tengah itu.. hehehee. Kali ini saya cukup memperhatikan mereka yang begitu semangat karena yakin bisa berjalan di tengah-tengah pohon kembar beringin besar.

Abaikan saya yang kalah terang sama cahaya lampu.. ^_^

Hari terakhir di Yogyakarta mengharuskan saya bangun pagi agar tidak terlalu siang memulai perjalanan dan agar dapat mengelilingi Yogyakarta dengan maksimal.
Perjalanan pertama sudah pasti ke Candi Borobudur. Setiap ke Yogyakarta, saya tidak pernah melewatkan untuk mampir ke Candi Borobudur yang terletak di Magelang. Entah kenapa rasanya ga afdol aja kalau ke Yogyakarta ga mampir ke Magelang ^^
Oia kalau mau menyewa payung jangan dari luar Candi ya.. Saran saya sih sewa yang di dalam Candi. Karena apa? Karena harga yang ditawarkan di dalam candi  lebih murah, hohoohoo


Tiket masuk per orang untuk WNI sebesar Rp. 30.000.




Candi yang selalu jadi tujuan wisata para turis, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Di dekat Candi Borobudur ada Candi Mendut, letaknya hanya beberapa kilometer dari Candi Borobudur. Tiket masuknya murah, hanya Rp. 3.000. Disana hanya ada satu buah candi yang berukuran cukup besar.

Selanjutnya perjalanan menuju Gereja Ayam. Tempat wisata baru yang diperkenalkan lewat film AADC 2. Rangga dan Cinta melihat sunrise disana. Berhubung saya datangnya siang, jadi saya di suguhkan oleh terang benderangnya cahaya matahari kala itu. Kalau ikut GPS, jalanan menuju kesana agak ribet, saran saya sih lebih baik bertanya kepada warga sekitar, karena dari jalan raya hanya lurus saya ke dalam.
Tapi kalaupun nyasar, jangan takut.. pasti ada yang menawarkan diri menjadi penunjuk jalan dengan membayar sejumlah tertentu.
PeeR banget nih jalanan dari parkiran mobil menuju gereja ayam, karena jalanan menuju gereja ayam cukup miring, menurut saya ya sekitar 60 sampai 70 derajat tingkat kemiringannya.Tiket masuknya Rp. 10.000.
Jalanan yang akan saya lewati terlihat sekali belum lama diperbaiki, sudah pasti ini ditujukan untuk meningkatkan fasilitas para pengunjung. Kalau yang pakai mobil offroad sih enak, bisa naik sampai depan Gereja Ayam.

Namanya aja Gereja Ayam, sudah pasti bentuknya seperti ayam, lengkap dengan jenggernya.

Untuk sampai ke atas Gereja, kita menaiki tangga yang masih berbentuk kayu. Dan akan diberikan waktu oleh penjaganya. Jadi kalau kelamaan sudah pasti akan di teriakkan untuk bergantian dengan pengunjung yang lainnya.

Apa yang disuguhkan? Lagi-lagi pemandangan alam yang sudah pasti tidak ada di tempat saya mencari nafkah sehari-hari ^^


Tujuan terakhir yaitu Pantai Parangtritis. 

Kali ini kami hanya berbekal GPS.
Alhamdulillah GPS menunjukkan jalan yang mudah, tidak membuat kami ribet. kami di tuntun melewati jalanan kabupaten, sehingga jalanan lancar jaya.
Sesampainya di Parangtritis, waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Itu artinya bahwa sang mentari berpamitan sementara sebelum esok dia kembali bersinar.


Wassalamu'alaikum..

1 komentar: