Jika dapat aku ketahui apa yang akan terjadi padaku kelak, sudah pasti aku akan menjauhkan diriku dari hal-hal yang membuatku terluka.
Namun jika hal itu kulakukan maka tidak akan ada bahagia yang akan kurasakan, tidak akan ada kenangan indah
dan aku tidak akan pernah belajar menjadi perempuan yang lebih sabar dan lebih tegar seperti saat ini.’
-martinayosevina-

Jumat, 07 April 2017

Sabar dan Sadar

Assalamu'alaikum..

Sabar.. Seringkali diartikan sebagai sesuatu yang sulit.
Kebanyakan orang bilang, sabar itu belajarnya seumur hidup dan ujiannya selalu mendadak.
Saya pribadi bukanlah termasuk golongan orang-orang yang tingkat kesabarannya sudah cukup baik, jadi saya akan sangat menghargai jika di sekitar saya terdapat orang yang sabarnya itu luar biasa.

Eits, sabar dalam hal apa dulu?
Emang ada sabar dalam hal negatif ya?
Bukannya sabar itu selalu mengarah ke hal-hal yang positif aja?

Saya memberanikan diri untuk menulis apa yang menurut kata hati saya memang harus saya tulis.

Saya mempunyai penilaian atas sabar yang negatif. Seperti apa?
Salah satunya sabar ketika menjadi orang ketiga dalam hubungan orang lain.
Sabar dalam hal itu, menurut saya tidak mengikuti pengertian sabar dalam arti yang sebenarnya.
Ketika orang ketiga sabar menunggu pasangan dari orang lain menjadi milik dia sepenuhnya, sabar menunggu dirinya bisa mengekspos kegiatannya dengan pasangan orang lain di media sosial, sabar melihat postingan pasangan dari orang yang dekat dengannya, sabar menunggu dirinya diperkenalkan ke semua orang sebagai pasangan yang sesungguhnya.. itu bukan SABAR menurut saya, tapi SADAR.

Yup, dia itu sadar akan posisinya sebagai orang ketiga. Ini harus di noted untuk laki-laki yang lebih sering bermain hati dengan perempuan lain.
Jangan mengagung-agungkan perempuan selingkuhan kalian itu sabar. Dia itu tidak sabar, melainkan tidak lebih dari sadar dengan kondisi yang ada.
Kalau Dia sabar, sebaiknya Dia tidak menjadi orang ketiga, tetapi sabar menahan rasa yang ada.

Yang sabar ya perempuan yang menjadi pihak pertama, inilah sabar yang sebenarnya.
Ketika mereka telah mengetahui pasangan mereka berselingkuh, namun masih memaafkan, menerima dan berharap pasangan mereka berubah, itulah sabar.

Karena seringkali pihak ketiga sebagai pelaku berperan sebagai korban (bersikap innocent), sehingga mendapat penilaian yang baik dimata orang.
Dan pihak pertama diperlakukan sebagai pelaku karena marah-marah kepada pihak ketiga. Baik melalui chat ataupun posting di media sosial.

Dan ketika pasangannya lebih memilih bersama dengan orang ketiga, maka mereka telah membuat pihak pertama sadar, bahwa pasangannya bukanlah orang yang baik untuk dirinya. Serta apa yang kita miliki tidaklah bersifat kekal.

Terpikir kah kalau sesuatu yang kita miliki direbut orang lain bagaimana rasanya? Salahkah kalau kita kesal dan marah? Itu manusiawi menurut saya.

Mungkin nanti, ketika suatu saat pasangan dari orang ketiga tersebut direbut oleh orang lain, disana lah Dia akan belajar sabar dan sadar yang bersamaan.
Yakni SABAR menghadapi pihak ketiga dan perubahan pada pasangannya, dan SADAR bahwa dahulu yang pernah Dia rebut bisa kembali di rebut oleh orang lain.

Happy Free-day.. ^^

Wassalamu'alaikum..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar